1.
Hakekat dan martabat
manusia dalam islam
Manusia adalah makhluk
ciptaan allah yang misterius dan sangat menarik. Di katakana misterius Karena
semakin di kaji semakin terungkap betapa banyak hal hal mengenai manusia yang
belum terungkap. Dan di katakan menarik karena manusia sebagai subjek sekaligus
objek kajian yang tiada henti hentinya terus di lakukan manusia khususnya
para ilmuwan. Oleh karena itu ia telah
menjadi sasaran study sejak dahulu, kini
dan kemudian hari.
Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan
sebagai makhluk, mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujzak.
Para ahli telah mengkaji
manusia menurut bidang studinya masing masing, tetapi sampai sekarang para ahli
belum mencapai kata sepakat tentang manusia, ini terbukti dari banyaknya
penamaan manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economicus
(manusia ekonomi) yang kadang kala di sebut economic animal (binatang ekonomi),
al insani hayawanun nathiq (manusia adalah hewan yang berkata kata), dan
sebagainya.
Al qur’an tidak
menggolongkan manusia sebagai binatang selagi manusia masih mempergunakan akal
dan karunia tuhan lainnya. Namun, kalau manusia tidak mempergunakan akal dan
potensi pemberian tuhan yang sangat tinggi nilainya yakni pemikiran, kalbu,
jiwa, raga, serta panca indra secara baik dan benar, ia akan menurunkan
derajatnya sendiri seperti hewan seperti yang di nyatakan allah lewat alqur’an
Qs al a’raf ayat 179 yang artinya “meraka
(jin dan manusia), mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Meraka (manusia) yang seperti itu sama (martabatnya) dengan
hewan bahkan lebih rendah lagi dari binatang”.
Di dalam al qur’an
manusia disebut antara lain bani adam (Q.s al isra:70), basyar (Q.s al
kahfi:10), al insan (Q.s al insan:1), an nas (Q.s an anas:1).
2. kelebihan manusia dari makhluk lainnya,
fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam.
Manusia dibanding
makhluk lain di bumi mempunyai ciri ciri utamanya adalah:
1.
Makhluk yang paling unik, di jadikan
dalam bentuk paling baik, ciptaan allah yang paling sempurna, firman allah
dalam surat at tiin yang artinya:
Artinya“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Karena
itu pula keunikannya dapat di lihat pada bentuk struktur tubuhnya, gejala
gejala yang di timbulkan oleh jiwanya, mekanisme yang terjadi pada setiap organ
tubuhnya, dan proses tumbuhnya melalui tahap tahap tertentu.
Hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya, ketergantungan pada
sesuatu, menunjukkan adanya kekuasaan yang berada di luar manusia itu sendiri.
Manusia sebagai makhluk ciptaan allah karena itu seyogyanya menyadari
kelemahannya. Kelemahan manusia berup sifat yang melekat pada dirinya
disebutkan allah dalam al qur’an di antaranya dalah:
a. Melampaui
batas (Q.s. yunus: 12)
b. Zalim
(Q.s. Ibrahim: 34)
c. Tergesa
gesa (Q.s. al isra: 11)
d. Suka
membantah (Q.s. al kahfi: 54)
e. Berkeluh
kesah dan kikir ( Q.s al ma’arij: 19-21)
f. Ingkar
dan tidak berterima kasih (Q.s. al ‘adiyat: 6).
Namun untuk kepentingan dirinya, manusia
harus senantiasa berhubungan dengan sang penciptanya, dengan sesama manusia,
dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungan sekitarnya.
2.
Manusia memiliki potensi (daya dan kemampuan yang mungkin
dikembangkan) beriman kepada allah.
3.
Manusia diciptakan allah untuk mengabdi
kepadanya dalam surat az zariyat ayat 56 yang artinya “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
Mengabdi
kepada allah melalui dua jalur yaitu jalur khusus
dan jalur umum. Jalur khusus
dilaksanakan dengan cara melakukan segala ibadah khusus yaitu segala pengabdian
langsung kepada allah yang syarat syaratnya di tentukukan oleh allah seperti
shalat, zakat, puasa, haji. Jalur umum di laksanakan dengan melakukan perbuatan
baik atau amal saleh yaitu segala perbuatan positif yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan masyarakat dilandasi dengan niat ikhlas dan bertujuan untuk mencari
ridha allah.
4.
Manusia di ciptakan untuk menjadi
khalifahnya di bumi. Hal itu di nyatakan allah dalam firmannya surat al baqarah
ayat 30 di nyatakan bahwa allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifahnya
di bumi . perkataan menjadi khalifah di bumi tersebut mengandung makna bahwa
allah menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaannya mengurus dunia dengan
jalan melaksanakan segala yang di ridhainya di muka bumi.
5.
Di samping akal, manusia di berikan
perasaan, kemauan dan kehendak. Dengan akal
dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada allah, menjadi muslim.
Tetapi dengan akal dan kehendaknya, manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk
dan tidak patuh terhadap kehendaknya, bahkan mengingkarinya, menjadi kafir.
Karena itu di dalam al qur’an di tegaskan oleh allah
Artinya “ dan Katakanlah: "Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Dalam
surat al insan ayat 3 juga di jelaskan:
Artinya
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya
jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Allah
telah menunjukkan jalan kepada manusia dan manusia dapat mengikuti jalan itu
dan dapat pula tidak mengikutinya. Memang dengan kemauan dan kehendak yang
bebas manusia dapat memilih dan menentukan jalan yang akan di tempuhnya. Namun
dengan pilihan itu manusia kelak akan di mintai pertanggung jawaban di akhirat
kelak.
6.
Secara individual manusia bertanggung
jawab atas segala perbuatannya. Hal ini di nyatakan allah dalam al qur’an
t4 @ä. ¤ÍöD$# $oÿÏ3 |=|¡x. ×ûüÏdu ÇËÊÈ
Artinya:
“tiap-tiap manusia terikat dengan apa
yang dikerjakannya” (Q.s at thuur: 21)
7.
Berakhlaq
Berakhlaq
adalah ciri utama di bandingkan makhluk lain. Artinya manusia adalah makhluk
allah yang di berikan allah kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang
buruk. Dalam islam kedudukan akhlaq sangat penting, ia menjadi komponen ketiga
dalam islam. Kedudukan ini dapat di lihat di dalam nabi yang diutus bahwa
beliau di utus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.
3.
Asal
usul kejadian manusia
Di dalam al qur’an
cukup banyak ayat yang menerangkan tentang kejadian manusia, antara lain:
1.
Firman allah, Artinya:”Bukankah telah datang atas manusia satu
waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut” (QS Al insan: 1)
2.
Firman allah,Artinya:”Padahal Dia Sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian” (Qs.
nuh: 14).
3.
Firman allah, Artinya:”dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan
sebaik-baiknya” (QS nuh: 17).
4.
Firman allah, Artinya:”Maka Tanyakanlah kepada mereka (musyrik
Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah
Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah
liat.(Qs as syafaat:11)
5.
Firman allah, Artinya:”Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi
Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka
jadilah Dia” (Qs. Ali imran:59).
6.
Firman allah, Artinya:”dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman
kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk”(QS.al hijr:28)
7.
Firman allah, Artinya:”dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik” (Qs.
Al mukminun: 12-14).
8.
Firman allah, Artinya:”Maka apabila aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud”(Qs. Al hijr:29).
9. Firman
allah, Artinya: “ yang membuat segala
sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia
dari tanah. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur” (Qs. As sajdah: 7-9)
Dari
ungkapan al qur’an itu di jelaskan bahwa manusia berasal dari zat yang sama
yaitu tanah. Pada kesempatan lain al qur’an mengatakan bahwa manusia di
ciptakan dari air, air(mani) yang terpancar dari tulang sulbi(pinggang) dan
tulang dada, begitu juga segala sesuatu (alam) yang hidup di ciptakan oleh
allah berasal dari air. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan ini tidak terlepas
dari air, artinya air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini.
Al
qur’an yang mengungkapkan proses kejadian itu di antaranya terdapat dalam surat
al mu’minun yaitu ayat 12-14 secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Di
ciptakan dari sari pati tanah (sulatin
min tiin)
2.
Air mani (nuthfah)
3.
Segumpal darah (alaqah)
4.
Segumpal daging (mudhghah)
5.
Tulang belulang (‘idhaman)
6.
Di bungkus dengan daging (lahman)
7. Makhluk
yang berbentuk atau janin
Menurut
hadis bukhari-muslim, proses manusia adalah sebagai berikut:
1.
40 hari sebagai nutfah
2.
40 hari sebagai ‘alaqah
3.
40 hari sebagai mudhghah
4. Malaikat
meniupkan ruh
Dari
ungkapan al qur’an dan al hadits yang di kutip di atas, kita dapat mengetahui bahwa
ketika masih berbentuk janin sampai berumur empat bulan, embrio manusia belum
mempunyai ruh. Ruh itu baru di tiupkan ke dalam janin setelah janin itu berumur
4 bulan (3 x 40hari). Namun, dari nash itu dapat di pahami kalau orang
mengatakan bahwa kehidupan itu sudah ada sejak manusia berada dalam bentuk nuthfah.
Dari
proses kejadian dan asal manusia menurut al qur’an itu, Ali syari’ati,
sejarawan dan ahli sosiaologi islam, yang di kutip oleh Muhammad daud ali,
mengemukakan pendapat berupa interpretasi tentang hakikat penciptaan manusia.
Menurut beliau ada simbolisme dalam penciptaan manusia dari tanah dan dari ruh
(ciptaan)allah. Makna simbolisme adalah manusia mempunyai dua dimensi ketuhanan dan dimensi kerendahan atau kehinaan. Makhluk lain
mempunyai satu dimensi saja (uni dimensional). Dalam pengertian simbolis,
lumpur (tanah) hitam, menunjuk pada keburukan, kehinaan yang tercermin pada
dimensi kerendahan. Selain itu, dimensi lain yang di miliki manusia adalah
dimensi keilahian yang tercermin dari perkataan ruh (ciptaan)nya itu. Dimensi
ini menunjukan pada kecenderungan manusia untuk mendekatkan diri kepada allah,
mencapai asal ruh (ciptaan) allah dan atau allah sendiri.
Karena
hakekat penciptaan inilah maka manusia pada suatu saat dapat mencapai derajat
yang tinggi, tetapi pada saat lain dapat meluncur ke lembah yang dalam,
hina,dan rendah. Fungsi kebebasan manusia untuk memilih, terbuka baik kejalan
tuhan maupun sebaliknya. Kehormatan dan arti penting manusia dalam hubungan
manusia terletak dalam kehendak bebas
(free will)nya untuk menentukan arah hidupnya.
Hanya
manusialah yang dapat menentukan tuntunan dan sifat nalurinya, mengendalikan, Kebutuhan
dan keinginan fisiologisnya untuk berbuat baik ataupun jahat, patuh atau tidak
patuh terhadap hukum tuhan.
Ali
syari’ati lalu memberikan rumusan tentang manusia sebagai berikut:
1. Manusia
tidak saja sama, tetapi bersaudara. Perbedaan antara persamaan dan persaudaraan
adalah jelas. Persamaan menunjuk pada istilah hukum, sedangkan persaudaraan
menunjuk pada arah esensi yang identik pada diri seluruh umat terlepas dari
latar belakang ras, jenis kelamin dan warna kulit.persaudaraan berarti seluruh
umat manusia berasal dari asal usul yang sama.
2. Terdapat
persamaan antara pria dan wanita, karena mereka berasal dari sumber yang sama,
yakni tuhan, sekalipun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan perbedaan
(karena qadratnya ataupun bawaan sejak lahir). Ali syar’ati tidak dapat
memberikan penafsiran yang mengatakan bahwa hawa diciptakan dari tulang
rusuk(kiri) adam. Menurut ali syari’ati wanita diciptakan dari esensi (hal
pokok) yang sama dengan pria. Beliau mengutip firman tuhan dalam surat al
qiyamah: 37-39 yang artinya “Bukankah Dia
dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). kemudian mani itu
menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. lalu
Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan?”.
Dan
di dalam al qur’an surat an nisa ayat 1 bahwa laki laki dan perempuan di
ciptakan dari satu nafs (nafsin waahidatin): jenis yang satu dan sama. Karena
itu kedudukanya sama: yang satu tidak memiliki keunggulan terhadap yang lain.
Dalam
hubungan ini perlu di catat bahwa al qur’an tidak menyebut dengan jelas
penciptaan hawa (perempuan) dari tulang rusuk adam(laki laki). Dalam ayat yang
di kutip diatas al qur’an menyatakan kedudukan perempuan sama dengan laki laki.
Akibatnya, hak dan kewajiban perempuan sama atau seimbang dengan laki laki.
3. Manusia
mempunyai derajat lebih tinggi di bandingkan dengan malaikat karena pengetahuan
yang di milikinya. Yang dimaksud adalah pengetahuan tentang nama nama. Allah
telah mengajarkan tentang nama nama kepada manusia dan dengan demikian manusia
memberi nama pada (benda) di dunianya, menyebutkan sesuatu dengan tepat.
Tuhanlah yang menjadi guru pertama manusia, dan pendidikan manusia pertama
bermula dengan menyebutkan nama nama. Dengan kemampuan menyebut nama nama itu
dan dengan keberhasilan manusia menjawab pertanyaan tuhan terbukti bahwa
manusia lebih unggul dari malaikat dan dari ciptaan tuhan lainnya.
Ilmu
pengetahuanlah yang menjadi sumber keunggulan manusia dan karena itu pula
manusia mendapat amanah menjadi khalifah. Oleh karena pengetahuan itulah maka
malaikat bersujud kepada adam(manusia) kecuali iblis.
4. Manusia
mempunyai dualistis: terdiri dari tanah dan ruh (ciptaan) tuhan. Karena
fenomena dualistis itu manusia bebas untuk memilih, tetapi harus mempertanggung
jawabkan pilihannya itu. Manusia adalah satu satunya makhluk yang bertanggung
jawab terhadap masa depannya, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat. Manusia adalah pembuat sejarah.
Dalam
perjalanan sejarah, karena itu manusia sealalu bergerak ke spectrum yang mengarah
ke jalan tuhan, di pihak lain manusia mengarah juga ke spectrum sebaliknya,
yaitu jalan syetan. Dalam tarik menarik mengenai arah yang di tuju itu, manusia
harus menentukan pilihannya. Dengan akal yang merupakan anugrah dari tuhan
kepadanya, manusia dapat memilih apakah ia akan terbenam ke lumpur kehinaan ataukah
ia akan mengangkat dirinya menuju ke kutub mulia yaitu kearah allah.
Dalam
menentukan pilihan itulah, manusia memerlukan petunjuk. Petunjuk yang benar
terdapat dalam agama allah yang menciptakan manusia itu sendiri yaitu agama
islam. Mengapa agama islam?
Sebabnya,
karena agama islam tidak hanya berorientasi kepada dunia ini saja tetapi kepada
keseimbangan antara keduanya. Hanya dengan agama yang mengajarkan pemeliharaan
keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai dua dimensi atau
bi-dimensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan melaksanakan tanggung
jawabnya di dunia ini dan di akhirat kelak. Dan memang, seperti yang di
utarakan dalam al qur’an, agama yang benar di sisi allah hanya satu yaitu islam. Seperti firman allah surat ali imran
ayat 19 yang berbunyi
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$#
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah islam.
Al
qur’an adalah sumber agama islam, menagandung berbagai ajaran termasuk tentang
kehidupan manusia. Melalui al qur’an, manusia mengetahui siapa dirinya, dari
mana ia berasal, dimana ia berada (sekarang) dan kemana ia akan pergi.
Berangkat
dari kalimat tersebut terakhir ini, pada uraian berikut akan di jelaskan
perjalanan hidup manusia yang di mulai dari-nya.
Manusia,
kalau di amati perjalanan hidupnya, tanpa kecuali, melalui beberapa tahap,
tahapan tahapan itu ialah:
1.
Manusia hidup dan berada di alam ghaib
(para ahli ilmu kalam memyebutnya alam ruh). Di mana alam ghaib tidak ada
manusia yang mengetahuinya dengan pasti.
2.
Pada tahapan ini manusia sudah dapay
diketahui dengan pasti yakni dalam kandungan seorang wanita, lamanyapun hidup
dalam rahim dapat di perkirakan sekitar Sembilan bulan sepuluh hari.
3.
Merupakan tahapan kehidupan manusia yang
sangat menentukan masa depan tahapan berikutnya. Yang menarik adalah setiap
bayi normal yang sehat akan menangis begitu keluar dari kandungan ibunya,
sedangkan keluarga yang menanti kehadirannya semua tertawa. Maka simbolis
tangis seorang bayi itu adalah manusia yang baru lahir kea lam dunia merasakan
tantangan yang akan di hadapinya berupa romantika hidup baik berupa suka duka,
romantisme silih berganti dalam kehidupan tahap ke tiga nanti.
Islam mengajarkan, bila
setiap manusia yang baru lahir di adzankan pada telinga kanannya, dan iqamat
pada telinga kirinya.
Manusia yang hidup di
alam dunia akan menghadapi berbagai ujian. Untuk menghadapi ujian yang di
iringi dengan tarik menarik antara bisikan syetan dan malaikat, manusia diberi
oleh allh akal untuk menimbang dan agama sebagai pedoman.
Dan setelah sampai
waktunya, ruh (ciptaan) allah yang merupakan hakekat manusia itu dipisahkan
malaikat izrail (malaikat maut) dari tubuh manusia, terjadilah kematian.
Kematian pada
hakekatnya adalah perpisahan antara ruh dengan jasad yang bersatu pada diri
manusia selama waktu tertentu, setelah ruh berpisah dengan tubuh, jasad manusia
yang berasal dari tanah, di besarka dengan makanan yang tumbuh di tanah, dan
dikubur kedalam tanah. Sedangkan ruh di tempatkan di alam barzah (tempat antara
masa kehidupan dunia dan akhirat). Masuklah kehidupan manusia ke tahap ke
empat.
4.
Alam ruh menunggu sampai dunia kiamat.
5.
Setelah itu, semua manusia yang pernah
hidup di dunia dibangkitkan (di hidupkan kembali) untuk di periksa, di hitung
(di hisab), selama amal perbuatannya selama kehidupan tahap ke tiga di suatu
tempat di suatu tempat yang di sebut padang mahsyar (tempat semua manusia
dikumpulkan seperti manusia berkumpul di suatu tempat saat ibadah haji di
padang arafah).
Berdasarkan
keimanaan dan ketaqwaannya, amal saleh atau amal salah yang di lakukan manusia
baik sebagai abdi maupun sebagai khalifah, selama hidup di dunia ditentukanlah
nasib manusia itu. Yang beriman dan taqwa, mengikuti pedoman yang diberi allah
dan melaksanakannya, dimasukkannya kedalam jannah yang di sebut syurga yaitu
alam akhirat tempat (ruh) manusia mengenyam kebahagiaan sempurna sebagai balasan
pahala amal salehnya selama hidup di dunia. Sebaliknya, jika manusia tidak
beriman dan tidak bertaqwa selama hidupnya di dunia, maka ia akan di masukkan
kedalam nar atau neraka yaitu tempat penyiksaan dengan api yang menyala nyala.
Dan pada tahap kelima ini ruhmanusia akan hidup abadi selama lamanya.
Dari
uraian tersebut di atas dapatlah di simpulkan bahwa manusia adalah mahluk
ciptaan allah yang terdiri dari jiwa dan raga, berwujud fisik, dan ruh
(ciptaan) allah. Sebagai mahluk ilahi, hidup dan kehidupannya melalui lima
tahap, masing masing tahap di sebut “alam” yaitu:
1.
Alam gaib (alam ruh/arwah)
2.
Alam rahim
3.
Alam dunia (alam fana)
4.
Alam barzah
5.
Alam akhirat (alam yang terakhir hidup
dan kehidupan ruh manusia)
Dari
ke lima tahapan kehidupan manusia itu tahap kehidupan ke tiga yakni kehidupan
dunia merupakan tahap kehidupan yang menentukan (melelui iman, taqwa, amal dan
sikap) nasib manusia dalam tahap- tahap kehidupan selanjutnya dan tempat di
akhirat nanti.